The Philosopher – Jostein Gaarder


Suka cerita yang mempertanyakan dunia dan seisinya?? Mungkin anda cocok dengan Jostein Gaarder seperti saya. Perkenalan pertama saya dengan karya Jostein Gaarder adalah “Dunia Shopie” a.k.a “Shopie’s World”. Buku ini awalnya sangat membingungkan karena di dalam ceritanya, ada surat-surat yang datang untuk sophie, namun isinya ditujukan untuk seseorang bernama hilde. Surat-surat ini berisi cerita, pembelajaran dan sejarah mengenai pemikiran filosofi, mulai dari socrates, plato, aristotle, hingga charles darwin dan sigmund freud. Cerita ini tampak absurd, aneh dan membosankan pada awalnya, hingga pada satu “titik pencerahan” yang membuat semuanya make sense… (baca sendiri aja yah ceritanya…) Bagi saya pribadi, buku ini memberi sedikit pencerahan mengenai para pemikir-pemikir jaman yunani kuno hingga jaman modern. Bahwa banyak orang-orang di dunia ini yang mencari pencerahan, mencari jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan hidup, tentang dari mana datangnya ide-ide, dan berusaha make sense tentang hidup dan dunia mereka sendiri.

Buku kedua dari penulis ini yang saya baca adalah “The Solitaire Mistery”. Buku ini yang menurut saya paling bagus diantara buku-buku beliau. Kalau menurut review saya di goodreads:

Buku jostein emang slalu enak dibaca, bahasanya memang ga bisa dibilang ringan. tapi alurnya enak diikuti. Pas baca buku ini, rasanya bener-bener ga bisa brenti. One of his best book. Isinya masih seputar filsafat dan misteri tipikal jostein. Cerita di dalam cerita. Seorang anak laki-laki yang melakukan perjalanan bersama ayahnya untuk mencari ibunya yang ‘hilang’. Ceritanya berkutat seputar perjalanan dan cerita di dalam buku kecil misterius yang dibacanya sepanjang perjalanan…

Semua manusia punya kekuatan ‘pikiran’ yang bisa membantu saat dibutuhkan…

Buku Jostein Gaarder lainnya tidak setebal Dunia Sophie maupun Misteri Solitaire. Namun secara cerita tetap membuat kita aware terhadap wonder of the world. Setelah Misteri Solitaire, buku terbaik kedua dari Gaarder menurut saya adalah “The Orange Girl” atau “Gadis Jeruk”. Quotes yang paling saya ingat dari buku ini adalah:

Imagine that you were on the threshold of this fairytale, sometime billions of years ago when everything was created. And you were able to choose whether you wanted to be born to a life on this planet at some point. You wouldn’t know when you were going to be born, nor how long you’d live for, but at any event it wouldn’t be more than a few years. All you’d know was that, if you chose to come into the world at some point, you’d also have to leave it again one day and go away from everything. This might cause you a good deal of grief, as lots of people think that life in the great fairytale is so wonderful that the mere thought of it ending can bring tears to their eyes. Things can be so nice here that it’s terribly painful to think that at some point the days will run out. What would you have chosen, if there had been some higher power that had gave you the choice? Perhaps we can imagine some sort of cosmic fairy in this great, strange fairytale. What you have chosen to live a life on earth at some point, whether short or long, in a hundred thousand or a hundred million years? Or would you have refused to join in the game because you didn’t like the rules? (…) I asked myself the same question maybe times during the past few weeks. Would I have elected to live a life on earth in the firm knowledge that I’d suddenly be torn away from it, and perhaps in the middle of intoxicating happiness? (…) Well, I wasn’t sure what I would have chosen. (…) If I’d chosen never to the foot inside the great fairytale, I’d never have known what I’ve lost. Do you see what I’m getting at? Sometimes it’s worse for us human beings to lose something dear to us than never to have had it at all.

It makes you appreciate all the time you got in this world, for better or worse.

Buku lainnya yang sudah pernah saya baca adalah “The Ringmaster Daughter”. Buku ini bagi saya agak “mengganggu” moralitas. Buku ini banyak mengulik-ulik perihal moral, dan batasan antara imajinasi dan realitas. Buat saya buku ini membuat makin “jatuh cinta” dengan karya-karya beliau. Masih ada 2 buku lain dari Gaarder di lemari buku saya, namun karena keterbatasan waktu, belum sempat saya baca. Nanti jika sudah selesai saya akan tuliskan review mengenai buku tersebut di sini.

Well, if you always wonder about everything in this world, Jostein Gaarder’s books are the perfect choice for you…

,

Leave a Reply