Jangan Tanya Manisnya


Ditempat nenekku ada pasar yang namanya Selasaan. Bisa ditebak kenapa dinamakan demikian. Di pasar itu dijual segala macam barang. Mulai dari kebutuhan dapur sehari2, pakaian, sendal, asesoris, buah2an, berbagai jenis jajanan dll.

Jadi, selasa kemarin aku pergi ke pasar itu bersama adik-adik alm. mama n sepupu-sepupuku. Ketika menunggu ibukku (baca adik alm. mama) melakukan transaksì, aku mendengar percakapan di sebuah lapak buah.

pembeli: salaknya berapa bu? (tentu saja pembeli tidak bermaksud menanyakan jumlah salak yang ada di sana, ;p)
penjual: 8ribu bu
pembeli: manis ga bu?
penjual: ini coba saja bu..

Mendengar percakapan ini aku jadi teringat salah satu pesan alm. mama, yaitu ‘klo beli buah jangan tanya manis apa enggak. penjualnya belum tentu tau gimana rasa semua buah yang dijualnya. klo ditanya berarti kita mancing mereka untuk berbohong. jadi klo beli buah lebih baik nanya boleh dicoba apa tidak. dengan gitu kita bisa tau rasa buahnya tanpa membuat orang lain berbohong.’

Nah, dalam kasus percakapan di atas, ternyata penjualnya cukup jujur. Alih-alih menjawab ‘manis’ dan sebangsanya, dia malah menyuruh si pembeli mencobanya sendiri.
Cukup cerdas…

 

(re-blogged)

,

Leave a Reply